TOPIK HANGAT

9 Nov 2011

DRAINASE BURUK, BANJIR ANCAM WARGA KOTA



Bandar Lampung, Pantauan KJ mengenai drainase (siring) kemarin (29/10/2011) ketika melakukan investigasi ke beberapa wilayah di Teluk Betung menunjukkan bukti bahwa penanganan Drainase oleh Pemkot dalam mengatasi Banjir yang selalu terjadi setiap tahun bila hujan datang ternyata hanya isapan jempol belaka dan terkesan setengah hati.
                Di temui di rumahnya di Kampung Kerawang kelurahan Garuntang Kecamatan Teluk Betung Selatan, Fadil bapak tiga orang anak ini menjelaskan bahwa ditempatnya bila hujan datang pasti mengalami kebanjiran, banjir terbesar dan terberat yang pernah dialaminya ketika tahun 2009 yang mencapai ketinggian  1,5 meter. Rumahnya terendam dan akses jalan terpurus. Dari pengamatan
KJ langsung memang nampak siring (drainase) di samping rumahnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Drainase dipenuhi  tumpukan sampah dan terjadi pendangkalan. “Kalau hujan, air tidak bisa keluar mas sehingga menumpuk disini dan mengakibatkan banjir, karena disini letaknya lebih rendah”. Katanya.
                Hingga saat menurutnya  belum ada bantuan untuk perbaikan drainase di lingkungannya. Masyarakat melakukan pembersihan secara swadaya. Dari pengamatan KJ, memang kawasan tersebut nampak terlihat kumuh dan terkesan kotor karena tidak adanya drainase dan diperburuk dengan adanya saluran pembuangan dari rumah tangga yang tidak beraturan. Dia berharap kepada Pemkot Kota Bandar Lampung untuk segera memperbaiki dan membuatkan  drainase di wilayahnya  karena dikhawatirkan bila hujan deras kembali datang akan terjadi banjir besar seperti 2009 yang lalu.
                Sementara itu dilokasi yang berbeda Pak Joni, seorang pemilik usaha pencucian motor yang berada tepat disamping Jembatan Sungai Kuala Jalan Yos Sudarso mengatakan bahwa, di daerah itu memang langganan banjir setiap tahunnya. Ketika KJ memantau langsung keadaan kondisi Sungai Kuala nampak kotor, penuh sampah dan berwarna hitam. Selama ini menurutnya belum pernah ada tindakan dari Pemkot Kota Bandar Lampung melakukan tindakan pembersihan Sungai Kuala. “Biasanya, kalau banyak sampah yang nyangkut ya kami sendiri bersama orang sekitar sini yang membersihkan”. Ungkapnya.
                Lain lagi dengan Pak Turino warga Kampung Way Lunik kecamatan Teluk Betung Selatan, menerangkan bahwa di tempatnya hampir setiap hujan datang pasti banjir. Didampingi istrinya, pedagang makanan yang menempati bangunan tepat di atas drainase  dan berseberangan langsung dengan gudang tapioka milik PT. Umas Jaya ini mengatakan bahwa memang sudah pernah ada perwakilan dari Pemkot Kota Bandar Lampung yang mengecek kesini dan melakukan pembersihan namun tetap saja diwilayahnya banjir bila hujan datang. Banjir terparah pernah dialaminya tahun 2009 yang lalu, ketinggian banjir mencapai 1.5 Meter. “Pendangkalan terjadi karena banyaknya material batu dan pasir yang terbawa arus air yang berasal dari hulu yang berada di Gunung Curup, karena disana ada penambangan batu, jadi walaupun sudah di keduk atau dibersihkan tetap saja banjir lagi”, demikian katanya sambil melayani para pembeli.
Selain itu juga dari hasil investigasi yang dilakukan KJ memang nampak struktur drainase di daerah Way Lunik ini seperti keran,  besar di tengah tapi di hilirnya mengecil. Sehingga bila hujan deras datang maka air yang masuk ke drainase tidak segera pergi. Celakanya lagi tepat diatas drainase berdiri bangunan bangunan liar yang  dipermanen menutup drainase. Dari pengamatan KJ saluran drainase dibawah bangunan tersebut telihat penumpukan sampah dan terjadi pendangkalan. Ketika ditanyakan apakah ada izin menempati tempat itu dia mengatakan tidak mengetahui, karena dia memperoleh tempat tersebut membeli dari orang sebelumnya. Saat diminta pernyataannya seandainya sewaktu-waktu ada penggusuran apakah siap untuk meninggalkan lokasi dia menyatakan bila sudah seperti itu ya mau apa lagi, karena bangunan yang ditempatinya itu menggunakan badan jalan dan milik pemerintah.
Dijumpai di lokasi pembangunan Jembatan Way Lunik Hasan Basri , yang mengaku sebagai pengawas para pekerja dan sedang melakukan pembangunan jembatan membenarkan bahwa jembatan yang sedang dibangun tersebut sumbangan dari CV. Bumi Waras. Nampak seperti keterangan yang tertera di plang pembangunan jalan tersebut. Di bawahnya mengalirkan air yang berasal dari drainase yang hulunya berasal dari pemukiman warga kampung Way Lunik yang sering mengalami banjir. “Mudah mudahan dengan adanya jembatan yang ditinggikan dan diperlebar ini banjir akan berkurang” katanya member informasi.
Temuan KJ selanjutnya yang lebih mengagetkan lagi adalah hampir sepanjang Jalan Yos Sudarso sisi sebelah kanan jalan bila kita hendak menuju Panjang nampak tidak adanya drainase. Walaupun ada drainase nya tidak berfungsi. Itu nampak jelas terlihat sejak dari Hotel Sahid hingga ke depan Kantor Bumi Waras. Sedangkan di depan Pelabuhan Panjang memang drainasenya nampak terlihat lebar namun terjadi pendangkalan. Ketika Editor lewat memang nampak kegiatan dari beberapa pekerja yang membersihkan drainase tersebut dari sampah.
Tidak jauh berbeda seperti yang terjadi di Jalan Laksamana Malahayati yang bersinggungan langsung dengan Komplek Ruko BW Kelurahan Kangkung, koran KJ  dengan ditemani Wahyu Ketua Ranting Pemuda Pancasila Teluk Betung Selatan melihat langsung kondisi Kali Jaksa yang melintas di areal pemukiman mereka. Kali Jaksa terlihat penuh dengan sampah hasil dari pembuangan limbah rumah tangga maupun sampah sampah plastik. Air nampak kotor, berbau busuk dan berwarna hitam pekat. Pendangkalan dasar kali sangat terlihat terbukti dengan banyaknya dasar kali ditumbuhi rumput liar sejenis rumput gajah yang nampak subur.
Menurut Wahyu di komplek tersebut bila hujan datang dan cukup deras pasti terjadi banjir. “Banjir tersebut air nya kiriman dari Karang mas, bila mau lihat buktinya coba saja mas datang kesini sewaktu hujan pasti banjir” katanya menginformasikan. Masih menurutnya penyebab banjir tersebut kemungkinan karena penyempitan dan pendangkalan yang terjadi  di hulu sungai. Dalam pengamatan nya selama ini belum pernah ada dari Pemkot Kota Bandar Lampung yang datang ke mari untuk mengecek kondisi kali Jaksa tersebut.
Melihat hasil investigasi tersebut KJ menyimpulkan memang penanganan masalah drainase tersebut sudah dilakukan oleh pihak Pemkot tapi hanya berada pada titik-titik tertentu saja dan terkesan setengah hati. Sedangkan daerah yang sangat rawan banjir belum tersentuh sama sekali dan terkesan terabaikan. Fenomena tidak adanya drainase disepanjang Jalan Yos sudarso dan sudah berlangsung cukup lama membuktikan adanya indikasi tersebut. Warga disana berharap Pemkot segera melakukan pembenahan dan pembuatan drainase untuk mengantisipasi terjadinya banjir yang selalu berulang setiap musim hujan tiba.
 Dan kita juga harus memberikan apresiasi kepada pihak swasta yang perduli dengan lingkungan dan memberikan bantuan langsung seperti yang dilakukan CV.Bumi Waras dalam hal pembangunan dan peninggian Jembatan Way Lunik. Hal itu diharapkan bisa menggugah pengusaha-pengusaha yang lain untuk melakukan hal yang sama, berperan serta dalam pembangunan Kota Bandar Lampung. Sehingga peran serta pihak swasta ini bisa bersinergi dengan pemerintah kota dalam menangani dan mengatasi bencana banjir di kota Bandar Lampung. Dan tentu saja peran aktif warga dan kesadaran warga Kota Bandar Lampung dalam menjaga kebersihan lingkunganlah yang paling diharapkan. Agar Kota Bandar Lampung yang bersih dapat terwujud.(FERRY SUSANTO)

               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar