TOPIK HANGAT

13 Nov 2011

Direktur Kriminal Polda Lampung Meninggal Usai Main tenis

BANDAR LAMPUNG : Polda Lampung kehilangan salah satu perwira terbaiknya. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Kombes Pol. Mahavira Zen meninggal dunia, Sabtu (12-11) sore. Diduga, almarhum mendapat serangan jantung.

"Saya masih di rumah duka di Pahoman. Kami menunggu kedatangan jenazah almarhum," ujar Kapolda Lampung Brigjen Pol. Jodie Rooseto, saat dihubungi melalui sambungan telepon, tadi malam.

Informasi yang dihimpun, Kombes Mahavira tiba-tiba terjatuh saat bermain tenis bersama Kapolres Tulangbawang AKBP Sobarmen di lapangan tenis dekat Polres Tulangbawang (sekitar 150 kilometer dari Bandar Lampung), Sabtu (12-11) sore. Almarhum sempat dilarikan ke RSUD Menggala. Namun, ia meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Kombes Mahavira berangkat ke Tulangbawang terkait penyelidikan kasus penembakan warga Mesuji yang tengah berkonflik dengan perusahaan sawit PT Barat Selatan Makmur Invesindo (BSMI), Kamis (10-11). Peristiwa itu mengakibatkan sejumlah aset BSMI dibakar warga. Sedangkan dari pihak warga, seorang tewas dan sedikitnya dua orang luka tembak. Untuk mencari data secara komprehensif tentang peristiwa itulah Kombes Mahavira Zen, Kapolres Tulangbawang AKBP Sobarmen, bersama tim dari Komnas HAM melakukan olah perkara di TKP (tempat kejadian perkara) Mesuji.

Usai melakukan olah TKP di Mesuji (sekitar 60 kilometer dari Tulangbawang), Mahavira dan Sobarmen kembali ke Polres Tulangbawang dengan menggunakan helikopter. Sore harinya, kedua perwira itu kemudian bermain tenis, yang mengakibatkan meningalnya Kombes Mahavira. RIS/X-1

BENTROK BSMI : Polisi Penembak Warga Belum Terungkap






MESUJI : Oknum polisi yang menembak Jaelani (45), warga Kagungan, Kecamatan Tanjungraya, Mesuji, belum juga terungkap. Polres Tulangbawang masih bungkam terkait dengan identitas anggotanya itu.


Penembakan itu terjadi saat bentrok warga dengan aparat keamanan di kantor perkebunan kelapa sawit yang dikelola PT BSMI beberapa waktu lalu. Jaelani yang menjadi korban penembakan akhirnya tewas, sedangkan sejumlah warga lainnya juga mengalami luka tembak.
Hingga kemarin (13-11), suasana di tiga kampung, baik Kampung Sritanjung, Nipahkuning, dan Kagungandalam, masih mencekam. Suasana duka menyelimuti warga, bahkan bendera Merah Putih setengah tiang banyak yang belum diturunkan. Emosi massa pun masih mudah tersulut.
"Tadi ada informasi yang menyebutkan ada 300 anggota polisi masuk ke Divisi II, kami panik, dan menyiapkan diri untuk bertahan, tapi ternyata info itu tidak benar," kata Ali (44), warga Kampung Kagungandalam, yang juga tetangga korban.
Menurut Ali, pihaknya menolak perwakilan Polres Tulangbawang saat datang untuk meminta perdamaian dengan keluarga korban. "Kami tidak mau damai sebelum pelaku penembakan dihukum seberat-beratnya," ujar Ali menirukan pernyataan keluarga korban, Minggu (13-11).
Kapolres Tulangbawang AKBP Shobarmen saat dihubungi melalui ponselnya tidak menjawab.
Sementara itu, Kepala Bagian Tata Pemerintahan (Tapem) Kabupaten Mesuji Riprianto mengatakan tim terpadu penyelesaian sengketa lahan PT BSMI dan warga tiga Kampung Sritanjung, Kagungandalam, dan Nipahkuning telah menyampaikan surat ke BPN Pusat. "Saya sudah sampaikan ke BPN Pusat bahwa masalah lahan di PT BSMI sudah sampai merenggut korban jiwa. Dan waktu saya sampaikan seperti itu, pihak BPN Pusat juga sudah mengetahui dari televisi," ujar Riprianto.
Sehingga tim yang dipimpinnya itu diundang ke BPN Pusat untuk melihat gelar perkara terkait dengan PT BSMI. Riprianto menyebutkan gelar perkara di BPN Pusat akan dilaksanakan besok (15-11). Selain itu, Riprianto juga mengaku diperintahkan Pj. Bupati Mesuji Albar Hasan Tanjung mengumpulkan tokoh-tokoh masyarakat tiga kampung itu agar datang ke Kantor Gubernur Lampung.
Di lain pihak, PT BSMI terus memanen tandan buah segar (TBS) sawit yang sudah matang pascabentrok dengan warga. Lima truk dari PT BSMI tampak membawa muatan TBS dan dijual ke PT Tunas Baru Lampung (TBL) di Kecamatan Pancajaya. Lima truk itu dikawal pihak manajemen PT BSMI Efendi Sam dan Kapos Polisi Pancajaya Bripka Ibrahim. (UAN/D-2)

Marzuki Alie Tak Gubris Hujan Interupsi di Paripurna DPR





Jakarta - Saat Ketua DPR Marzuki Alie membacakan pidato di sidang paripurna DPR, sejumlah anggota DPR menyampaikan interupsi. Namun Marzuki tak menggubris derasnya hujan interupsi. Dia hanya memperkenankan dua anggota DPR untuk menyampaikan interupsinya.

Pantauan detikcom, Senin (14/11/2011) di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, selama sidang paripurna ada beberapa anggota DPR yang memencet mikrofonnya dan meminta waktu untuk menyampaikan interupsinya. "Ketua, saya! Saya, Ketua!" ucap beberapa anggota DPR.

Lalu Marzuki mempersilakan Maruarar Sirait dari FPDIP untuk berbicara di depan peserta rapat. Maruarar menyampaikan tentang penarikan dukungan terhadap Wali Kota Bogor Diani Budiarto. Usai Maruarar menyampaikan interupsi, anggota DPR lainnya kembali berebut untuk berbicara.

Namun Marzuki tak mempedulikan teriakan-teriakan anggota. Dia pun kembali membacakan pidatonya. Hingga akhirnya dia berhenti dan mempersilakan Rizal Basir dari FPKS untuk menyampaikan interupsi.

"Pada tahun 2007-2009 banyak gempa terhadi,terutama gempa Bengulu dan gempa Padang. Pemerintah mengalokasikan dana untuk rehabilitasi yaitu Rp 6,4 triliun, tetapi yang terealisasi Rp 3 triliun. Sisanya Rp 3,4 triliun sampai sekarang belum ada kelanjutannya," papar Rizal.

Dia pun meminta Rp 3,4 triliun sisanya segera cair demi kepentingan masyarakat di Bengkulu dan Padang. Rizal juga mengimbau agar pemberian bantuan kepada korban bencana jangan hanya difokuskan ke Jakarta, tetapi juga di daerah lain.

"Ya rekonstruksi masih berjalan. Nanti akan kita bicarakan lagi," kata Marzuki menanggapi.

Dalam pidato pembukaan masa persidangan II tahun sidang 2011/2012, Marzuki menyinggung soal anggaran pendidikan yang 20,2 persen. Dia menyinggung juga masalah Papua seperti separatisme, kesenjangan sosial dan konflik antara karyawan Freeport dengan manajemen.

Marzuki juga mengingatkan agar senantiasa waspada bencana seperti banjir, karena bulan ini sudah memasuki musim penghujan. Rapat tersebut dihadiri sekitar 190 dari total anggota Dewan yang berjumlah 560 orang. Hingga palu tanda rapat selesai diketuk, beberapa anggota DPR masih berupaya menyampaikan interupsi.

(vit/nwk)

Marzuki Alie Tak Gubris Hujan Interupsi di Paripurna DPR



Jakarta - Saat Ketua DPR Marzuki Alie membacakan pidato di sidang paripurna DPR, sejumlah anggota DPR menyampaikan interupsi. Namun Marzuki tak menggubris derasnya hujan interupsi. Dia hanya memperkenankan dua anggota DPR untuk menyampaikan interupsinya.

Pantauan detikcom, Senin (14/11/2011) di Gedung Nusantara II DPR, Senayan, Jakarta, selama sidang paripurna ada beberapa anggota DPR yang memencet mikrofonnya dan meminta waktu untuk menyampaikan interupsinya. "Ketua, saya! Saya, Ketua!" ucap beberapa anggota DPR.

Lalu Marzuki mempersilakan Maruarar Sirait dari FPDIP untuk berbicara di depan peserta rapat. Maruarar menyampaikan tentang penarikan dukungan terhadap Wali Kota Bogor Diani Budiarto. Usai Maruarar menyampaikan interupsi, anggota DPR lainnya kembali berebut untuk berbicara.

Namun Marzuki tak mempedulikan teriakan-teriakan anggota. Dia pun kembali membacakan pidatonya. Hingga akhirnya dia berhenti dan mempersilakan Rizal Basir dari FPKS untuk menyampaikan interupsi.

"Pada tahun 2007-2009 banyak gempa terhadi,terutama gempa Bengulu dan gempa Padang. Pemerintah mengalokasikan dana untuk rehabilitasi yaitu Rp 6,4 triliun, tetapi yang terealisasi Rp 3 triliun. Sisanya Rp 3,4 triliun sampai sekarang belum ada kelanjutannya," papar Rizal.

Dia pun meminta Rp 3,4 triliun sisanya segera cair demi kepentingan masyarakat di Bengkulu dan Padang. Rizal juga mengimbau agar pemberian bantuan kepada korban bencana jangan hanya difokuskan ke Jakarta, tetapi juga di daerah lain.

"Ya rekonstruksi masih berjalan. Nanti akan kita bicarakan lagi," kata Marzuki menanggapi.

Dalam pidato pembukaan masa persidangan II tahun sidang 2011/2012, Marzuki menyinggung soal anggaran pendidikan yang 20,2 persen. Dia menyinggung juga masalah Papua seperti separatisme, kesenjangan sosial dan konflik antara karyawan Freeport dengan manajemen.

Marzuki juga mengingatkan agar senantiasa waspada bencana seperti banjir, karena bulan ini sudah memasuki musim penghujan. Rapat tersebut dihadiri sekitar 190 dari total anggota Dewan yang berjumlah 560 orang. Hingga palu tanda rapat selesai diketuk, beberapa anggota DPR masih berupaya menyampaikan interupsi.

(vit/nwk)


Komentari Busyro, Ruhut Sitompul: Gue Memang Kaya dari Lahir!





Jakarta - Politisi Partai Demokrat (PD), Ruhut Sitompul, punya pendapat tersendiri seputar politisi yang hidup mewah. Ia bilang, hidup bergelimang harta tidak masalah asal tidak melanggar aturan.

"Siapa yang ngomong itu, Kau bilang sama yang ngomong, kalau kekayaannya belum menyamain gue, Ruhut Sitompul. Jangan dulu ngoceh. Karena, kalau dia sudah nyamain kekayaan gue mungkin bukan cuma mobil yang banyak, tetapi istrinya juga banyak.
Kalau gue emang kaya dari lahir," papar Ruhut.

Hal ini disampaikan Ruhut sebelum menghadiri sidang paripurna DPR, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (14/11/2011).

Ruhut juga buka-bukaan seputar koleksi mobil yang dimilikinya. Ia bahkan mengaku pernah menjabat sebagai Presiden Ferrari Indonesia selama 2 periode.

"Mobil Bentley yang punya Bambang Soesatyo, saya juga punya. Saya salah satu orang yang punya pertama di Indonesia tahun 1990. Waktu David Beckham beli, saya juga beli tetapi tidak semewah sekarang yang dipunyai Bambang," kata Ruhut.

"Buat saya kaya tidak masalah. Yang penting jangan melanggar aturan. Saya tidak takut karena tidak melanggar aturan. Apa salah kalau menjadi orang kaya?" lanjut Ruhut.

Ruhut menyesalkan pernyataan Busyro yang menyentil pejabat negara dan anggota dewan yang kerap kali bergaya perlente sehingga mengakibatkan berakarnya budaya korupsi.

"Busyro sebagai komisioner KPK sebaiknya statementnya sebagai seorang kenegarawan, bukan statement tokoh politik," kata Ruhut.

(aan/ndr)

Tradisi Gonta-ganti Mobil Anggota DPR



Jakarta - Gonta-ganti mobil mewah saat mengantor sudah menjadi tradisi di DPR. Beberapa anggota DPR pun mengakuinya.

Gonta-ganti mobil dianggap bukan merupakan gaya hidup mewah. Karena mobil tersebut mereka beli sebelum menjadi anggota DPR.

Sebut saja anggota Komisi III DPR Bambang Soesatyo. Ia punya dua mobil mewah Bentley dan Hummer. Keduanya ia beli sebelum menjadi anggota DPR.

Menurut politikus Golkar ini, dua mobil itu jarang ia pakai ke kantor. Ia lebih sering memakai dua mobil lainnya, yang tentu juga bukan mobil sederhana.

"Sebenarnya saya sendiri jarang pakai mobil itu ke kantor. Saya lebih sering pakai Jeep. Bahkan mungkin, teman-teman di DPR lebih sering lihat saya pakai Terano," kata Bambang, kepada wartawan, Senin (14/11/2011).

Saat gaya hidupnya dikritik, ia pun enggan disebut hidup mewah. Ia juga tak berniat menjual mobil mewahnya.

"Jadi sebelum masuk DPR sudah ada. Apa harus saya jual? Bagi saya yang penting jangan sombong, arogan dan pamer," katanya.

Namun tak hanya Bambang yang suka gonta-ganti mobil kalau ke 'rumah rakyat' itu. Ketua Komisi III DPR Benny K Harman juga demikian. Benny kerap mengganti mobil sesuai selera.

"Saya biasa pakai Ford Escape kalau enggak Harrier," tutur Benny.

Ruhut Sitompul, anggota Komisi III DPR ini juga senang berganti-ganti mobil Ferrari. Pengacara sukses ini jarang memakai mobil mewahnya ke DPR.

"Nggak enak lah," tutur Ruhut.

Namun tak jarang juga anggota DPR yang punya mobil mewah, namun memilih menggunakannya pada saat yang tepat. "Kalau ke Dapil ya jangan pakai mobil mewah, nanti kayak pamer. Yang penting hidup ini otentik, apa adanya," tutur Wasekjen PD yang juga sekretarus FPD DPR, Saan Mustopa.


(van/feb)

Wamen ESDM Usul Bensin Premium Naik Rp 1000/Liter

Jakarta - Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo lagi-lagi menyampaikan ide-ide agresifnya soal bidang energi. Ia mengusulkan harga BBM bersubsidi jenis Premium dinaikkan Rp 1000/liter menjadi Rp 5500/liter bagi orang yang mampu namun tidak mau membeli Pertamax.

Hal ini disampaikan olehnya ketika ditemui di Oh La La Cafe suai menghadiri diskusi publik, Jakarta, Senin (14/11/2011).

"Saya setuju jika harga Premium dinaikkan menjadi Rp 5.500. Itu untuk mobil pribadi yang nggak kaya dan tidak mau membeli Pertamax. Kalau seperti Pak Jero (Menteri ESDM) masa' pakai Premium," ungkap Widjajono.

Untuk mencegah melonjaknya inflasi, Widjajono mengatakan hal tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan sistem cash back kepada transportasi umum atau angkutan barang yang juga dinaikkan menjadi Rp 5.500 ketika membeli BBM Bersubsidi.

"Jadi nanti mereka dikembalikan lagi sesuai selisihnya sesuai dengan harga BBM Bersubsidi, supaya inflasi tidak naik," tuturnya.

Hal ini bisa dilakukan secepatnya, namun diakui memang harus membutuhkan koordinasi antar kementerian untuk itu. Menurutnya untuk jangka panjangnya, gas bisa digunakan sebagai pengganti BBM. Kendaraan transportasi umum maupun pribadi disiapkan untuk menggunakan bahan bakar gas.

"Sekarang kan harga gas masih Rp 3000-an, padahal kalau dinaikkan keekonomian itu masih murah, Rp 4000-an. Lebih murah dari BBM yang disubsidi. Lalu ke depannya, kendaraan bisa diberikan converter kit. Kalau converter kita kemahalan, sampai Rp 10 juta, kita bisa subsidi converter kit-nya sampai Rp 5 juta. Kalau untuk penggunaan energi yang murah kenapa tidak," ujar Widjajono.

(nrs/hen)

Foto Obama Diinjak-Injak Massa HTI

Makassar : Demo massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak hanya digelar di depan Kedubes AS, di Jakarta. Seribuan massa HTI Sulawesi Selatan juga berunjuk rasa menolak kedatangan Presiden AS Barrack Obama ke Indonesia, dalam lawatan resminya di ASEAN Summit, 18 November mendatang di Bali.

Massa HTI Sulsel dari kalangan kaum pria dan kaum wanita melakukan Long March dari Masjid Al Markaz Al Islami menuju Monumen Mandala, Makassar, minggu (13/11/2011).

Massa HTI tersebut membawa spanduk dan poster-poster bergambar penolakan Obama. Salah satunya bertuliskan 'Berhenti Jadi Budak Negara Penjajah' atau 'Kedatangan Obama Menambah Derita'. Demonstrasi massa HTI Sulsel ini merupakan aksi kolektif organisasi HTI di berbagai daerah di Indonesia.

Dalam Long March-nya, massa HTI juga menyeret dan menginjak-injak foto Obama serta Bendera AS. Selain itu, mereka mengajak seluruh warga yang melintas di sekitar lokasi aksi untuk menolak kedatangan Obama ke Indonesia.

Menurut ketua Lajnah I'lamiyah HTI Sulsel, Muhammad Rahmani kepada wartawan, penolakan Obama yang dilakukan massa HTI merupakan penolakan pada nilai-nilai kapitalisme dan imperialisme yang membonceng kedatangan Obama di Indonesia.

"Kedatangan Obama akan menambah penderitaan umat Islam di Indonesia, Obama hanya ingin mengokohkan perampokan dan imperialisme Amerika di Asia Tenggara," pungkas Rahmani. DTC/U-4

Rumah Kebakaran, Mulan Jameela Ngungsi ke Hotel

Jakarta Pada Minggu (13/11/2011) malam, rumah penyanyi Mulan Jameela mengalami kebakaran. Kini, pelantun 'Wonder Woman' itu membawa anak-anaknya mengungsi ke hotel.

Hal itu pun diungkapkan Mulan melalui akun Twitter-nya, @Mulanjameela1. Mulan mengaku rumahnya penuh dengan kepulan asap akibat kebakaran itu.

"Rumah bau asep parah banget.. Terpaksa menyelamatkan anak2 nginep di hotel..," tulis Mulan.

Mulan mengungkapkan kalau kebakaran di rumahnya tak sampai menimbulkan korban. Semua penghuni rumah yang berada di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan itu pun selamat.

"Alhamdulillah anak2 mama selamat smuanya.. Skr lg mau cari tmpt ngungsi..," tulisnya.


(hkm/hkm)

Kapolri Ingatkan Brimob Patuhi HAM Saat Bertugas

Jakarta - Kapolri Jenderal Timur Pradopo memberi catatan penting untuk pasukan Brigadir Mobil (Brimob) Polri mengenai Hak Asasi Manusia (HAM). Kapolri mengingatkan agar Brimob selalu ingat prosedur agar tidak melanggar HAM dalam bertugas.

"Salah satu isu penting adalah penghargaan terhadap HAM," ujar Timur dalam pidatonya di HUT Brimob ke 66 di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, Senin (14/11/2011).

Timur mengingatkan bahwa harus selalu waspada dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan. Sebab, sering kali anggota Brimob menghadapi situasi yang sulit dalam menjalani tugas terkait dengan pelanggaran HAM.

"Kita menyadari anggota sering menghadapi situasi sulit yang masuk kategori melanggar HAM, " jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut Kapolri, sering kali anggota polisi yag bertugas menjadi korban tindak kekerasan. Kapolri mengingatkan agar anggota Brimob bertugas sesuai prosedur yang berlaku.

"Kuasai betul berbagai pedoman, dan SOP dalam situasi penugasan. Brimob dituntut profesional bermoral dan modern,sehingga mampu menjawab tantangan tugas yang kompleks," tegasnya.

(mpr/ndr)