TOPIK HANGAT

9 Nov 2011

Diskusi Diawasi Pasukan Brimob, Kontras dan YLBHI Protes

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan(Kontras) dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) menyatakan protes terhadap pengerahan pasukan Brimob di lingkungan kantor YLBHI/LBH Jakarta di Jl. Diponegoro, Jakarta Pusat, sepanjang Rabu (9/11/2011).
Kehadiran pasukan bersenjata ini bersamaan dengan acara diskusi tentang Papua yang digelar di kantor YLBHI.  Kedua lembaga ini menilai sikap Polri berlebihan.
Demikian siaran pers yang diterima Kompas.com, Kamis (10/11/2011). Dalam siaran pers yang ditandatangani oleh Wakil I Koordinator Kontras Indria Fernida dan Ketua YLBHI Erna Ratnaningsih disebutkan, pasukan yang berjumlah sekitar 70 personil tersebut berada disekitar YLBHI sejak sekitar pukul 09.00 WIB hingga menjelang malam.
“Mereka juga dilengkapi peralatan keamanan yang lengkap, mulai dari senjata api, tameng, alat pemukul dan sebagainya. Terlihat sedikitnya ada tiga mobil truk polisi di depan dan samping kantor YLBHI Jakarta yang digunakan untuk mengangkut mereka,” demikian siara pers itu.  
Selain itu, beberapa personil pasukan Pelopor/Brimob dengan memegang senjata juga masuk ke area Kantor YLBHI, tempat diskusi publik tentang "Kisruh Freeport di Papua" berlangsung. Beberapa di antaranya bercengkarama dan duduk-duduk di teras kantor YLBHI, bahkan  masuk ke kantor dan kamar mandi kantor YLBHI dengan menenteng senjata api.
Isu yang beredar simpang siur. Pertama, pasukan Pelopor/Brimob diterjunkan ke sana karena ada informasi akan adanya konsentrasi beberapa elemen massa khususnya mahasiswa yang berencana menggelar unjuk rasadi sekitar Jalan Kimia, yang berada persis di depan kantor YLBHI. Kedua,terkait isu adanya Deklarasi Papua Merdeka di kantor YLBHI. 
“Kami menegaskan bahwa acara diskusi yang berlangsung adalah diskusi konstruktif dan damai dengan maksud membangun solidaritas aksi buruh Freeport, di mana KontraS, YLBHI, dan Walhi menjadi bagian dalam narasumber dan peserta diskusi tersebut.  Aksi unjuk rasa yang biasanya dilakukan di depan gedung Kimia oleh mahasiswa juga tidak terjadi,” tulis siaran pers tersebut.
Kontras dan YLBHI mempertanyakan kerja intelejen Polri yangmemberikan informasi tidak jelas sehingga menimbulkan ketidakjelasan fungsi kerja Polri.  Jikapun dianggap penting untuk melakukan pengamanan, demikian Kontras dan YLBHI, maka pihak yang harusnya dikerahkan adalah Pasukan Sabhara/Dalmas yang memang tugasnya mengatasi huru-hara atau memberikan pengamanan.
“Pengerahan Brimob dengan menggunakan senjata lengkap bahkan masuk ke area kantor YLBHI merupakan bentuk penggunaan kekuatan yang berlebihan (excessive use of force). Keberadaan pasukan tersebut justru memberikan rasa takut bagi khalayak umum di sekitar YLBHI, termasuk para korban yang sedang mengadukan permasalahan hukumnya,” demikian siaran pers kedua lembaga itu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar