TOPIK HANGAT

9 Nov 2011

ABDUL HAKIM , “SAYA OPTIMIS PKS MASUK 3 BESAR”


Bandar Lampung, Abdul Hakim menyatakan Optimis PKS masuk tiga besar, pernyataan itu dinyatakannya ketika menghadiri Diskusi Publik yang digelar Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS Lampung di Hotel Marcopolo(29/10), yang di menghadirkan pembicara diantaranya : Bambang Eka Wijaya Pimred Lampung Post, Juwendra Ardiansyah Pjs. Redaktur Pelaksana Tribun Lampung,  Pengamat Politik sekaligus Dosen Fisip Unila Arizka Warganegara, dan Abdul Hakim sendiri yang merupakan kader PKS sekaligus menjabat sebagai salah satu anggota DPR RI Komisi 5 dengan dimoderatori oleh Hery Mulyadi. Diskusi Publik yang Mengusung tema “PKS 3 Besar Tantangan dan Peluang” juga di hadiri anggota anggota dewan kabupaten kota dan propinsi yang berasal dari PKS.
                Meskipun datang agak terlambat, Abdul Hakim ketika diminta tanggapannya mengenai pertanyaan apakah PKS optimis menembus tiga besar dia menjawab dengan politis, meskipun PKS saat ini perolehan suaranya berada di bawah 10 %  bila hendak mencapai tiga besar tentunya perolehan suaranya harus diatas 20 %  kosekwensinya tentu saja  struktur dan jaringan kader PKS harus bekerja ekstra keras dan efektif selama sisa waktu 2,5 tahun ke depan. “Saya Optimis untuk mencapai tiga besar itu” tegasnya tanpa ragu.
                Sementara pembicara yang lain Juwendra Ardiansyah selaku Pj. Redaktur Pelaksana Tribun  memberi masukan bahwa PKS memiliki potensi besar untuk memenangkan hati rakyat bila PKS benar benar bisa menjaga citra bersih yang saat ini sedikit ternoda oleh skandal video Porno Arifinto, kasus pernyataan Fahri Hamzah yang hendak membubarkan KPK , insiden salaman Tifatul Sembiring dengan Michele Obama dsb, yang tentunya membuat citra PKS menjadi sorotan. PKS juga diminta untuk menghindarkan hal hal yang tidak perlu seperti gertak sambal bila salah satu mentrinya dicopot maka mengancam seluruh mentrinya akan keluar dari Kabinet dan menjadi oposisi yang kenyataannya tidak terbukti.
                Sedikit berbeda dengan Arizka Warganegara, Pengamat Politik Lampung sekaligus Dosen Fisif Unila ini dengan membawa sejumlah data secara gamblang menjelaskan analisanya kepada para peserta diskusi mengenai peluang PKS kedepan. Dia menjelaskan bahwa ada tiga peta Idiologi Nasional yaitu Nasionalis 60%, Agama ±24% (Islam - 31,98% pada thn 2004), dan sosialis 4,6 persen.  Bila dilihat dari hasil pemilu 2009 PKS menduduki posisi ke empat dengan perolehan 7.88 % dan  mengalami kenaikan jumlah kursi dewan 31,1%. Kursi dewan yang tadinya hanya 45 pada pemilu 2004 menjadi 59 pada pemilu 2009, Sementara untuk Lampung hasil pemilu 2009 PKS juga  menduduki peringkat ke empat dengan perolehan suara 9,3 %.“ Semua itu adalah berkat kerja keras Kader kader dan simpatisan PKS yang setia dan militan tentunya” paparnya.
                Tapi bila dilihat dari peta Idiologi di Lampung peta kekuatan Partai beridiologi nasionalis dan agama relative sama (berbanding lurus), tapi sebaran kekuatan cenderung terfokus pada idiologi Nasionalis, sehingga partai berbasis agama relatif tidak laku di jual ketika pemilu 2009, lihat contohnya partai berbasis agama seperti PDS ketika pemilu 2004 memperoleh 13 kursi pada tahun 2009 menjadi 0 kursi. Sedangkan Untuk Lampung peta kekuatan Politik masih dipegang oleh idiologi Nasionalis 60%, idiologi agama 21% dan sosialis 8%.
                Arizka juga menjelaskan bahwa saat ini telah muncul politik model baru yaitu politik aliran yang sangat idiologis dan merupakan politik pencitraan seperti yang dilakukan Demokrat dalam memenangkan SBY pada pemilihan presiden yang lalu. Model Elit Aristokrasi berubah bentuk menjadi elit berasas Kapitalisasi Politik.Dan di era ini peranan media yang pada pemilu 1999 dan 2004 hanya berperan sebagai sarana sosialisasi politik sekarang media berkembang menjadi media soft campaing yang sangat efektif dan sangat diperhitungkan.
                Menurut Arizka ada beberapa problem yang dihadapi PKS dalam upaya menuju tiga besar diantaranya adalah mengenai isu yang dibawa masih konvensional seharusnya lebih terbuka (inklusif), serta tidak ada yang baru baik pada pemilu 1999, 2004, 2009 dalam menanggapi kebutuhan konstituen, masyarakat dan pemilih potensial serta swing voters.  Selanjutnya menurut Rizka kinerja kader PKS saat ini relative menurun, terutama yang berada di lembaga politik seperti DPR dan DPRD, banyaknya anggota yang tersandung masalah cukup membuat pamor PKS jadi menurun. Dan yang terakhir pemasaran politik PKS dianggab Rizka masih lemah. Seharusnya PKS tidak perlu terlalu banyak ekspos ke media tapi semestinya lebih fokus dalam program kerja yang menyentuh langsung ke masyarakat. Disarankan PKS harus memperbaiki hubungan yang kuat dengan masyarakat, hubungan dengan konstituen, dengan pemilih potensial, dan dengan swing voters (suara partai lain) sebagai upaya pemasaran partai untuk mendongkrak perolehan suara. Hal lain yang harus segera dilakukan PKS dalam menghadapi pemilih rasional adalah dengan mensosialisasikan dan memperjelas platform partai visi dan misi partai, perjelas program kerja partai, dan memperbaiki performance partai karena ini sangat berpengaruh dengan masa depan partai itu sendiri. PKS juga harus membangun hubungan dengan masyarakat menurutnya dalam kompetisi multi partai, parpol mesti responsife, Komunikasi yang konsisten dan dua arah tidak selalu satu arah. Memahami dan menangkap kebutuhan dasar masyarakat dan kemudian dibuat sebagai agenda isu parpol. Dalam menghadapi konstituen partai harus membangun idiologi sebagai landasan pemikiran dan program partai, selanjutnya partai mengidentifikasi kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kurang lebih satu kesamaan dengan idiologi partai. Dari situ barulah dilakukan pengorganisasian yang kemudian pengembangan program dapat dijalankan. “Bila kader bekerja keras dan pembenahan struktur terus menerus diperbaiki serta menjalankan mekanisme yang dilakukan seperti di atas tidak mustahil PKS memiliki peluang untuk menduduki peringkat tiga besar” katanya.
                Sedangkan Bambang Eka Wijaya  memberikan  perbandingan agar PKS bisa bekerja seperti Partai Masyumi di tahun 60 an. Masyumi kala itu sangat mengakar hingga ke tingkatan grasrood paling bawah dan masuk hingga ke surau-surau (Mushola). Sedangkan PKS menurut Bambang baru kuat dibasis perkotaan, PKS seharusnya lebih “ndeso” dan lebih dapat membuka diri dalam merebut simpati masyarakat kecil hingga pada tingkatan paling bawah sekalipun. Menurut Bambang peluang PKS untuk menduduki tiga besar cukup terbuka lebar namun partai dan kader harus bekerja keras dan saling bersinergi “Jangan seperti kapal bocor “ katanya.

PKS KELUAR DARI KOALISI ATAU TETAP MENDUKUNG SBY
TERGANTUNG MAJELIS SYURO
                Secara terpisah, setelah diskusi selesai, sebelum makan siang awak media berhasil mewawancarai Abdul Hakim. Diperoleh  keterangan bahwa PKS belum bisa memberikan jawaban mengenai siapa Calon Presiden dari PKS pada pemilu 2014. “Mengenai calon bisa saja dari Internal partai maupun dari luar Partai. Banyak kader PKS maupun dari luar PKS yang layak menjadi presiden diantaranya ada Tifatul Sembiring, Hidayat Nurwahid, ada Dr. Halim ada Pak Juwono, ada pak Sekjend dan masih banyak kader-kader yang bisa ditampilkan” katanya.
                Dia menambahkan bahwa saat ini PKS sedang bekerja keras membenahi struktur dan system partai agar semakin besar dan solid. Untuk persiapan menghadapi Pilpres, Pilgub dan Pilkada PKS sudah memiliki system yang dinamakan system Pemira (Pemilihan Rakyat) mekanismenya dengan melakukan penjaringan calon, dan itu bisa diikuti siapa saja baik dari internal maupun eksternal partai.  Saat ini mekanisme itu sedang dipersiapkan oleh DPP. “Harapan kita  2012 sudah ada pencalonan dini”. Katanya tanpa memberi  penjelasan lanjut apa yang dimaksud dengan pencalonan dini tersebut.
                Ketika ditanyakan mengenai kemungkinan koalisi dengan Golkar atau PDI serta partai partai lain Hakim mengatakan kemungkinan untuk koalisi dengan siapapun itu sangat terbuka dan bisa dilakukan dengan partai manapun.”Walaupun kita ini menggunakan system presidensil mau tak mau dukungan parlemen itu sangat dibutuhkan” katanya lagi.
                Disinggung mengenai sikap PKS dalam menghadapi resaffle yang kita ketahui mengakibatkan salah satu mentri dari PKS dicopot hingga muncul  ancaman dari salah satu kader PKS, yang menyatakan PKS akan menarik tiga mentri lainnya dari kabinet dan mundur dari koalisi untuk menjadi oposisi mengapa tidak dibuktikan, dia berkilah bahwa persoalan itu bukan masalah dibuktikan atau tidak dibuktikan. Terkait dengan koalisi, ini adalah keputusan Majelis Syuro. Majelis Syurolah yang berhak menentukan apakah akan tetap mendukung Koalisi atau keluar dari Koalisi. Koalisi dengan SBY bukan saja koalisi di Kabinet tetapi kita juga memiliki dokumen dokumen koalisi yang lain yang tentunya harus saling bersinergi dalam menyatukan dan merialisasikan platporm bersama. “Tentu saja variabelnya bukan semata mata terkait dengan position di Kabinet tetapi juga ada hal hal lain yang akan menjadi pertimbangan untuk kemaslahatan bangsa dan Negara” jawabnya politis.
                Ketika ditanyakan mengenai apakah PKS tetap mendukung pemerintahan SBY atau keluar dari koalisi Hakim menyatakan PKS belum bisa memutuskan dan menyatakan masih mempelajari dinamika yang berkembang dan keputusan finalnya masih berada di tangan majelis syuro.
                Sedangkan untuk menghadapi Pilgup dan  Pilkada di tiga kabupaten kota di Lampung Hakim menyatakan PKS sudah menyiapkan diri .“Teman teman sedang melakukan penjaringan bakal calon, siapa yang akan ditampilkan oleh partai semuanya sudah berjalan sesuai mekanisme. Soal nama siapa-siapa calon gubernur maupun calon-calon bupatinya kalau sudah ada hasilnya nanti akan kita sampaikan pada masyarakat, kita tunggu saja karena prosesnya saat ini sedang berjalan” jawabnya mengakhiri pertanyaan media.
Tidak jauh berbeda dengan penjelasan Abdul Hakim ketua MPW PKS Lampung Hantoni Hasan, menjelaskan bahwa siapa Calon Gubernur dari PKS mendatang belum di putuskan. Saat ini PKS sedang fokus pembenahan struktur dan menyiapkan mekanisme penjaringan untuk Bakal Calon Gubernur tersebut. Ketika ditanya apakah PKS ada keinginan untuk mencalonkan Ricko Mendoza ZP yang saat ini menjadi bupati Lampung Selatan untuk menjadi Calon Gubernur, seperti yang dilakukan partai lain Hantoni Hasan menolak menjawab. “Kita serahkan saja mekanismenya melalui penjaringan partai, kita punya sistem sendiri yang kita sebut Pemira (Pemilihan Rakyat) yang akan melibatkan seluruh kader” jawabnya politis.
                Begitu juga mengenai persiapan pilkada di kabupaten Tanggamus, Tulang Bawang dan Lampung Barat yang akan datang, dia menyatakan PKS sudah mempersiapkannya, “Soal siapa-siapa nama bakal calonnya belum bisa diberikan nanti bila hasilnya sudah ada  akan kita diinformasikan ke masyarakat” tandasnya.(FERRY SUSANTO)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar