Bandar Lampung, Abdul
Hakim menyatakan Optimis PKS masuk tiga besar, pernyataan itu dinyatakannya
ketika menghadiri Diskusi Publik yang digelar Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW)
PKS Lampung di Hotel Marcopolo(29/10), yang di menghadirkan pembicara
diantaranya : Bambang Eka Wijaya Pimred Lampung Post, Juwendra Ardiansyah Pjs.
Redaktur Pelaksana Tribun Lampung, Pengamat
Politik sekaligus Dosen Fisip Unila Arizka Warganegara, dan Abdul Hakim sendiri
yang merupakan kader PKS sekaligus menjabat sebagai salah satu anggota DPR RI
Komisi 5 dengan dimoderatori oleh Hery Mulyadi. Diskusi Publik yang Mengusung
tema “PKS 3 Besar Tantangan dan Peluang” juga di hadiri anggota anggota dewan kabupaten
kota dan propinsi yang berasal dari PKS.
Meskipun
datang agak terlambat, Abdul Hakim ketika diminta tanggapannya mengenai pertanyaan
apakah PKS optimis menembus tiga besar dia menjawab dengan politis, meskipun
PKS saat ini perolehan suaranya berada di bawah 10 % bila hendak mencapai tiga besar tentunya
perolehan suaranya harus diatas 20 %
kosekwensinya tentu saja struktur
dan jaringan kader PKS harus bekerja ekstra keras dan efektif selama sisa waktu
2,5 tahun ke depan. “Saya Optimis untuk mencapai tiga besar itu” tegasnya tanpa
ragu.
Sementara
pembicara yang lain Juwendra Ardiansyah selaku Pj. Redaktur Pelaksana
Tribun memberi masukan bahwa PKS
memiliki potensi besar untuk memenangkan hati rakyat bila PKS benar benar bisa
menjaga citra bersih yang saat ini sedikit ternoda oleh skandal video Porno
Arifinto, kasus pernyataan Fahri Hamzah yang hendak membubarkan KPK , insiden
salaman Tifatul Sembiring dengan Michele Obama dsb, yang tentunya membuat citra
PKS menjadi sorotan. PKS juga diminta untuk menghindarkan hal hal yang tidak
perlu seperti gertak sambal bila salah satu mentrinya dicopot maka mengancam
seluruh mentrinya akan keluar dari Kabinet dan menjadi oposisi yang
kenyataannya tidak terbukti.
Sedikit
berbeda dengan Arizka Warganegara, Pengamat Politik Lampung sekaligus Dosen
Fisif Unila ini dengan membawa sejumlah data secara gamblang menjelaskan
analisanya kepada para peserta diskusi mengenai peluang PKS kedepan. Dia
menjelaskan bahwa ada tiga peta Idiologi Nasional yaitu Nasionalis 60%, Agama
±24% (Islam - 31,98% pada thn 2004), dan sosialis 4,6 persen. Bila dilihat dari hasil pemilu 2009 PKS
menduduki posisi ke empat dengan perolehan 7.88 % dan mengalami kenaikan jumlah kursi dewan 31,1%.
Kursi dewan yang tadinya hanya 45 pada pemilu 2004 menjadi 59 pada pemilu 2009,
Sementara untuk Lampung hasil pemilu 2009 PKS juga menduduki peringkat ke empat dengan perolehan
suara 9,3 %.“ Semua itu adalah berkat kerja keras Kader kader dan simpatisan
PKS yang setia dan militan tentunya” paparnya.
Tapi
bila dilihat dari peta Idiologi di Lampung peta kekuatan Partai beridiologi
nasionalis dan agama relative sama (berbanding lurus), tapi sebaran kekuatan
cenderung terfokus pada idiologi Nasionalis, sehingga partai berbasis agama
relatif tidak laku di jual ketika pemilu 2009, lihat contohnya partai berbasis
agama seperti PDS ketika pemilu 2004 memperoleh 13 kursi pada tahun 2009 menjadi
0 kursi. Sedangkan Untuk Lampung peta kekuatan Politik masih dipegang oleh
idiologi Nasionalis 60%, idiologi agama 21% dan sosialis 8%.
Arizka
juga menjelaskan bahwa saat ini telah muncul politik model baru yaitu politik
aliran yang sangat idiologis dan merupakan politik pencitraan seperti yang
dilakukan Demokrat dalam memenangkan SBY pada pemilihan presiden yang lalu.
Model Elit Aristokrasi berubah bentuk menjadi elit berasas Kapitalisasi
Politik.Dan di era ini peranan media yang pada pemilu 1999 dan 2004 hanya
berperan sebagai sarana sosialisasi politik sekarang media berkembang menjadi
media soft campaing yang sangat efektif dan sangat diperhitungkan.
Menurut
Arizka ada beberapa problem yang dihadapi PKS dalam upaya menuju tiga besar
diantaranya adalah mengenai isu yang dibawa masih konvensional seharusnya lebih
terbuka (inklusif), serta tidak ada yang baru baik pada pemilu 1999, 2004, 2009
dalam menanggapi kebutuhan konstituen, masyarakat dan pemilih potensial serta
swing voters. Selanjutnya menurut Rizka
kinerja kader PKS saat ini relative menurun, terutama yang berada di lembaga
politik seperti DPR dan DPRD, banyaknya anggota yang tersandung masalah cukup
membuat pamor PKS jadi menurun. Dan yang terakhir pemasaran politik PKS dianggab
Rizka masih lemah. Seharusnya PKS tidak perlu terlalu banyak ekspos ke media
tapi semestinya lebih fokus dalam program kerja yang menyentuh langsung ke
masyarakat. Disarankan PKS harus memperbaiki hubungan yang kuat dengan
masyarakat, hubungan dengan konstituen, dengan pemilih potensial, dan dengan
swing voters (suara partai lain) sebagai upaya pemasaran partai untuk
mendongkrak perolehan suara. Hal lain yang harus segera dilakukan PKS dalam
menghadapi pemilih rasional adalah dengan mensosialisasikan dan memperjelas platform
partai visi dan misi partai, perjelas program kerja partai, dan memperbaiki
performance partai karena ini sangat berpengaruh dengan masa depan partai itu
sendiri. PKS juga harus membangun hubungan dengan masyarakat menurutnya dalam
kompetisi multi partai, parpol mesti responsife, Komunikasi yang konsisten dan
dua arah tidak selalu satu arah. Memahami dan menangkap kebutuhan dasar
masyarakat dan kemudian dibuat sebagai agenda isu parpol. Dalam menghadapi
konstituen partai harus membangun idiologi sebagai landasan pemikiran dan
program partai, selanjutnya partai mengidentifikasi kelompok-kelompok
masyarakat yang memiliki kurang lebih satu kesamaan dengan idiologi partai.
Dari situ barulah dilakukan pengorganisasian yang kemudian pengembangan program
dapat dijalankan. “Bila kader bekerja keras dan pembenahan struktur terus
menerus diperbaiki serta menjalankan mekanisme yang dilakukan seperti di atas
tidak mustahil PKS memiliki peluang untuk menduduki peringkat tiga besar” katanya.
Sedangkan
Bambang Eka Wijaya memberikan perbandingan agar PKS bisa bekerja seperti
Partai Masyumi di tahun 60 an. Masyumi kala itu sangat mengakar hingga ke
tingkatan grasrood paling bawah dan masuk hingga ke surau-surau (Mushola).
Sedangkan PKS menurut Bambang baru kuat dibasis perkotaan, PKS seharusnya lebih
“ndeso” dan lebih dapat membuka diri
dalam merebut simpati masyarakat kecil hingga pada tingkatan paling bawah
sekalipun. Menurut Bambang peluang PKS untuk menduduki tiga besar cukup terbuka
lebar namun partai dan kader harus bekerja keras dan saling bersinergi “Jangan
seperti kapal bocor “ katanya.
PKS KELUAR DARI KOALISI ATAU TETAP MENDUKUNG SBY
TERGANTUNG
MAJELIS SYURO
Secara
terpisah, setelah diskusi selesai, sebelum makan siang awak media berhasil
mewawancarai Abdul Hakim. Diperoleh
keterangan bahwa PKS belum bisa memberikan jawaban mengenai siapa Calon
Presiden dari PKS pada pemilu 2014. “Mengenai calon bisa saja dari Internal
partai maupun dari luar Partai. Banyak kader PKS maupun dari luar PKS yang
layak menjadi presiden diantaranya ada Tifatul Sembiring, Hidayat Nurwahid, ada
Dr. Halim ada Pak Juwono, ada pak Sekjend dan masih banyak kader-kader yang
bisa ditampilkan” katanya.
Dia
menambahkan bahwa saat ini PKS sedang bekerja keras membenahi struktur dan
system partai agar semakin besar dan solid. Untuk persiapan menghadapi Pilpres,
Pilgub dan Pilkada PKS sudah memiliki system yang dinamakan system Pemira
(Pemilihan Rakyat) mekanismenya dengan melakukan penjaringan calon, dan itu bisa
diikuti siapa saja baik dari internal maupun eksternal partai. Saat ini mekanisme itu sedang dipersiapkan
oleh DPP. “Harapan kita 2012 sudah ada
pencalonan dini”. Katanya tanpa memberi
penjelasan lanjut apa yang dimaksud dengan pencalonan dini tersebut.
Ketika
ditanyakan mengenai kemungkinan koalisi dengan Golkar atau PDI serta partai
partai lain Hakim mengatakan kemungkinan untuk koalisi dengan siapapun itu
sangat terbuka dan bisa dilakukan dengan partai manapun.”Walaupun kita ini
menggunakan system presidensil mau tak mau dukungan parlemen itu sangat
dibutuhkan” katanya lagi.
Disinggung
mengenai sikap PKS dalam menghadapi resaffle yang kita ketahui mengakibatkan
salah satu mentri dari PKS dicopot hingga muncul ancaman dari salah satu kader PKS, yang menyatakan
PKS akan menarik tiga mentri lainnya dari kabinet dan mundur dari koalisi untuk
menjadi oposisi mengapa tidak dibuktikan, dia berkilah bahwa persoalan itu
bukan masalah dibuktikan atau tidak dibuktikan. Terkait dengan koalisi, ini
adalah keputusan Majelis Syuro. Majelis Syurolah yang berhak menentukan apakah
akan tetap mendukung Koalisi atau keluar dari Koalisi. Koalisi dengan SBY bukan
saja koalisi di Kabinet tetapi kita juga memiliki dokumen dokumen koalisi yang
lain yang tentunya harus saling bersinergi dalam menyatukan dan merialisasikan
platporm bersama. “Tentu saja variabelnya bukan semata mata terkait dengan
position di Kabinet tetapi juga ada hal hal lain yang akan menjadi pertimbangan
untuk kemaslahatan bangsa dan Negara” jawabnya politis.
Ketika
ditanyakan mengenai apakah PKS tetap mendukung pemerintahan SBY atau keluar
dari koalisi Hakim menyatakan PKS belum bisa memutuskan dan menyatakan masih
mempelajari dinamika yang berkembang dan keputusan finalnya masih berada di
tangan majelis syuro.
Sedangkan
untuk menghadapi Pilgup dan Pilkada di
tiga kabupaten kota di Lampung Hakim menyatakan PKS sudah menyiapkan diri .“Teman
teman sedang melakukan penjaringan bakal calon, siapa yang akan ditampilkan
oleh partai semuanya sudah berjalan sesuai mekanisme. Soal nama siapa-siapa
calon gubernur maupun calon-calon bupatinya kalau sudah ada hasilnya nanti akan
kita sampaikan pada masyarakat, kita tunggu saja karena prosesnya saat ini
sedang berjalan” jawabnya mengakhiri pertanyaan media.
Tidak jauh berbeda dengan
penjelasan Abdul Hakim ketua MPW PKS Lampung Hantoni Hasan, menjelaskan bahwa
siapa Calon Gubernur dari PKS mendatang belum di putuskan. Saat ini PKS sedang
fokus pembenahan struktur dan menyiapkan mekanisme penjaringan untuk Bakal
Calon Gubernur tersebut. Ketika ditanya apakah PKS ada keinginan untuk
mencalonkan Ricko Mendoza ZP yang saat ini menjadi bupati Lampung Selatan untuk
menjadi Calon Gubernur, seperti yang dilakukan partai lain Hantoni Hasan menolak
menjawab. “Kita serahkan saja mekanismenya melalui penjaringan partai, kita
punya sistem sendiri yang kita sebut Pemira (Pemilihan Rakyat) yang akan
melibatkan seluruh kader” jawabnya politis.
Begitu
juga mengenai persiapan pilkada di kabupaten Tanggamus, Tulang Bawang dan
Lampung Barat yang akan datang, dia menyatakan PKS sudah mempersiapkannya,
“Soal siapa-siapa nama bakal calonnya belum bisa diberikan nanti bila hasilnya
sudah ada akan kita diinformasikan ke
masyarakat” tandasnya.(FERRY SUSANTO)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar